Ada seorang kawan yang berselingkuh selama kurang lebih satu setengah tahun. Waktu itu, hubungannya dengan pasangan sudah dingin, katanya.
Ia bercerita bahwa ia akan bercerai dengan pasangannya, kemudian hidup bersama selingkuhan. Rencana yang terdengar indah. Soal anak-anak? Bisa diatur, katanya. Yang penting nafkah tetap jalan.
Awal Perselingkuhan
Pada bulan Desember 2020, ia bercerai dengan pasangan resminya. Wah, hubungan teman saya dan selingkuhannya akan semakin lancar dan mesra saja. Namun, perkiraan saya salah. Tak lama usai talak jatuh, mereka malah putus.
Teman saya pun berkata bahwa setelah tidak ada beban (alias pasangan sah), hubungan itu terasa hambar. Ia baru menyadari bahwa ternyata selingkuhannya bukan pilihan yang berkualitas.
Waktu ia masih menikah, bertemu dengan sang selingkuhan dianggap menyenangkan karena dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Rasanya, bisa mengobrol atau bersentuhan tangan tanpa ketahuan saja sudah merupakan kebahagiaan.
Kebahagiaan itu sirna saat ia sudah tak perlu bersembunyi lagi.
Mengapa Selingkuh Itu Menyenangkan?
Jadi, kamu tahu bukan mengapa perselingkuhan itu menyenangkan? Belum tentu karena cinta, tetapi bisa saja karena kita, manusia, menyukai tantangan dan sensasi dari cinta sembunyi-sembunyi. Bukankah kita memang makhluk yang doyan mencari masalah?
Comments